Judul : The Life-Changing Magic
of Tidying up (Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan ala Jepang)
Penulis : Marie Kondo
Penerjemah : Reni Indardini
Tebal : 206 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Penulis : Marie Kondo
Penerjemah : Reni Indardini
Tebal : 206 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Adakah dari antara kita yang masih sering menyimpan barang
karena alasan historis, padahal kita sendiri tidak yakin membutuhkan barang
tersebut, tidak suka akan barang tersebut, namun masih terus menyimpannya? Atau
barang tersebut kita simpan dengan anggapan pasti akan berguna di lain waktu,
padahal setelah beberapa waktu lamanya, kita tidak ingat pernah menyimpan
barang tersebut?
Mungkin itu adalah beberapa pertanyaan menggelitik bagi kita
yang akhirnya menyadari bahwa ternyata rumah kita atau dalam lingkup lebih
sempit, ternyata kamar kita tidak cukup muat untuk menampung banyaknya barang
yang kita simpan tanpa tahu apakah kita memang membutuhkannya atau apakah itu
mendatangkan kebahagiaan bagi kita.
Saya adalah seorang manusia yang suka akan memori. Saya
senang menyimpan sesuatu hal yang mengandung nilai histori bagi saya pribadi. Saya
punya banyak pin (peniti berkarakter atau bergambar) yang saya kumpulkan saat
saya kuliah, karena dulunya saya rasa itu keren sekali.
Saya punya banyak bungkus coklat yang saya makan bersama
orang-orang di masa lalu dan akhirnya saya sadari saat ini sangat konyol dan membuat saya tertawa saat saya membongkar
kamar saya.
Saya punya banyak kertas warna – warni yang saya beli dan
saya simpan diberbagai tempat berbeda dan ketika saya berbenah saya tersenyum
mendapati betapa banyaknya kertas yang saya beli tanpa pernah saya gunakan
karena lupa sudah membeli. Ya saya membeli bukan karena butuh, tapi karena
senang dengan warnanya. Penyakit wanita, suka terbawa perasaan.
Saya tipe orang yang jarang membeli baju. Jujur, saya selalu
dikelilingi dengan orang yang berbaik hati melungsurkan pakaian masih sangat
layak pakai dan bisa jadi punya merek dan memberikan kepada saya. Kenyataan bahwa
saya dan dua orang adik saya yang sama-sama beranjak besar dan badan saya yang
selalu tetep pada posisi timbangan kisaran 45-50 kg membuat saya tidak pernah
merasa kekurangan baju. Oleh sebab itu, saya mengalihkan pos belanja saya
kepada jajanan dan akan sangat berlebih dalam membeli buku atau alat tulis yang
unik.
Itu adalah kisah saya mengumpulkan barang secara terus
menerus dan kebingungan bagaimana membereskannya serta membuat kamar saya
menjadi lega dan hangat (dalam artian saya masih menyimpan kenangan yang
menyenangkan).
Konon, “kamar yang berantakan adalah cermin dari pikiran
yang berantakan. Tahap awal berbenah menurut KonMari, demikian metode itu
dikenal adalah dengan mulai membuang semua barang sampai tuntas. Namun, sebelum
mulai visualisasikan tujuan kita, akan seperti apa ruangan yang kita harapkan
untuk dihuni. Lalu, saat proses membuang barang sampai tuntas, kriteria
seleksinya adalah: Apakah barang
tersebut benar-benar membangkitkan kegembiraan kita atau tidak.
Untuk tahap awal, jangan dimulai dengan benda yang memiliki
kenangan. Urutan yang baik adalah dimulai dengan pakaian, buku, kertas,
pernak-pernik dan terakhir kenang-kenangan. Sewaktu dihadapkan pada sesuatu
yang tida tega untuk dilepaskan, pikirkan dengan seksama peranan sejati benda
tersebut dalam hidup kita. Agar bisa sepenuh hati mensyukuri hal-hal yang
penting bagi kita, pertama-tama kita harus membuang barang yang sudah tidak
bermanfaat bagi kita. Bukan berarti benda tersebut tidak ada nilainya lagi,
namun, nilai benda tersebut akan bermanfaat bagi orang lain yang
membutuhkannya.
Buku ini terdiri atas lima bab yang dapat dengan mudah kita
cerna informasinya. Kita diajak untuk menentukan apa yang benar-benar kita
inginkan dalam hidup kita melalui kegiatan berbenah yang tepat. Kita akan
mengetahui seperti apa kita ingin menjalani hidup. Proses mencermati dan
menyeleksi barang –barang milik kita bisa saja menyakitkan. Proses itu memaksa
kita untuk secara jujur menghadapi ketidak sempurnaan diri kita dan kekurangan
kita.
Kehidupan yang sebenar-benarnya baru dimulai sesudah kita
membenahi rumah.