Karena hari ini libur, ada baiknya saya bagikan informasi
mengenai film keluarga yang baru saya tonton. Film ini produksi Disney dan menceritakan
kisah yang pastinya ada di kehidupan sehari-hari kita pribadi.
Kebanyakan pria (khususnya yang telah menjadi suami),
tentunya akan bersikap seperti Dan Anderson (David Alan Grier) yang selalu
menganggap tugas Sara Anderson (Vivica A Fox), sebagai seorang wanita/istri dan ibu yang
memiliki dua orang anak, adalah pekerjaan yang gampang dan tak serumit tanggung
jawabnya. Demikian pula dengan Sara yang selalu menganggap Dan tidak
bertanggung jawab kepada keluarga, minim perhatian dan selalu mau menang
sendiri.
Clarke dan Annette, anak mereka, benar-benar merasa
tersiksa dengan keadaan yang terjadi di rumah mereka. Mereka harus selalu
beradaptasi dengan lingkungan baru karena ayah mereka selalu berpindah klub.
Ya, ayahnya adalah seorang gelandang di klub football yang karirnya mulai
merosot dan harus selalu berpindah klub.
Untuk terakhir kalinya, Dan meminta keluarganya untuk
pindah rumah, karena dia akan bergabung dengan klub Saints di New Orleans.
Dengan berat hati, Sara dan anak-anaknya pindah ke lingkungan baru.
Rumah baru mereka adalah rumah lama bergaya victoria, yang
telah ditinggal mati oleh pemiliknya. Tetangga baru mereka yang nyentrik, Aunt
Fanny (Rue Mc Clanahan) dan burung beonya, Voltaire, menyambut mereka dengan
senang hati.
Rumah baru mereka ternyata memiliki ruang rahasia, yang
merupakan tempat pratik sihir pemilik terdahulu. Di buku yang ditemukan oleh
Annette, mereka meka mencoba membuat racikan sihir dengan harapan akan membuat
ayah dan ibu mereka akur.
Efek sihirnya bereaksi di pagi hari berikutnya. Ketika
bangun, Sara terkejut mendapati dirinya berada di tubuh Dan, begitu juga
sebaliknya.
Film ini mengajarkan kita untuk belajar berempati atas
keadaan orang lain. Terkadang kita menganggap kehidupan orang lain lebih baik,
lebih bahagia, lebih mudah, dan betapa inginnya kita menjalani kehidupan
seperti itu. Kita juga terkadang sering menganggap betapa malangnya diri kita
dibandingkan orang lain. Padahal, kita tidak tahu apa yang telah dilalui oleh
orang tersebut.
Di film ini, Dan akhirnya tahu bagaimana repotnya menjadi
seorang istri. Ia harus bangun pagi, memasak sarapan, mengantar anak sekolah,
dan bahkan harus merasakan kehamilan yang sangat merepotkan di awalnya.
Demikian juga dengan Sara, ia menjadi mengerti bagaimana kerasnya dunia
pekerjaan suaminya, bagaimana suaminya berjuang untuk memberikan yang terbaik
walaupun dalam tekanan latihan yang begitu keras dan padat.
Akhirnya mereka menyadari, jarangnya mereka berkomunikasi,
membuat mereka saling curiga dengan kehidupan pasangannya. Dukungan positif dan
kebutuhan untuk mengerti dan dimengerti serta komunikasi dua arah yang lancar
tentunya akan membuat hubungan antar manusia, khususnya dalam pernikahan, menjadi lebih baik lagi.
Salam hangat,
Ingrid Tambun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar