Rabu, 27 Maret 2013

Pengguna aktif angkutan umum

Halo kota Medan,

tinggal di bawah naungan pemerintah kota Medan selama hidup saya, ada kesan tersendiri. Sedari kecil, mama membawa kami, anak-anaknya, menggunakan angkutan umum. Tidak terbatas bus kota, tapi juga becak dayung, becak motor, taksi ataupun TOYOKO.

Toyoko, itulah yang mama katakan pada saya sewaktu kecil ketika saya bertanya nama alat transportasi yang kami naiki. Berwarna kuning, kursi pengemudi di depan penumpang, berpintu samping dan mesinnya berisik sekali. Sekarang saya tidak bisa lagi menemui toyoko.

Setelah dewasa, saya menjadi pengguna aktif angkutan umum. Menggunakan angkutan umum melatih saya mengenal pribadi - pribadi baru yang saya temui sekilas dalam perjalanan saya. Mengamati berbagai hal yang terjadi di dalam angkutan umum dengan berbagai karakter manusia, ada kesenangan tersendiri.

Tahun lalu saya melihat postingan kakak senior saya di SMA. Menarik untuk disimak. Ini kalimatnya:
A developed country is not a place where the poor have cars. It's where the rich use public transportation.
 
Picture from here


 Berharap bahwa sistem, sarana dan prasarana yang memberikan rasa nyaman bagi penggunanya akan ditingkatkan oleh pemerintah kota Medan adalah harapan yang saya miliki sejak ultah kota Medan yang lalu-lalu. Tapi belum juga terwujud.

Rasanya menyenangkan sekali saat keadaan lalu lintas kota Medan yang semrawut seperti saat ini dapat menjadi teratur dan aman. Kota Medan tidak lagi membutuhkan tambahan angkutan pribadi. Hanya akan menambah stres masyarakatnya.

Semoga menjelang ultah kota Medan di bulan Juli nanti, hal ini bisa mendapat perhatian lebih. Sungguh memuakkan jika saat pulang kerja dan kelelahan, kita masih harus berjuang melawan kemacetan di jalan.

Semoga!

Harapan dari pengguna aktif angkutan umum kota Medan,
Ingrid Tambun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar