Je suis Ingrid Tambun: A Chinese Cultural Extravaganza

Selamat malam kota Medan,

Hujan di kotaku menambah haru biru hari ini. Tapi, sejujurnya, itulah perasaan saya hari ini. Melepas rutinitas yang telah saya lakukan selama satu tahun belakangan, sungguh membuat saya merasakan perasaan kehilangan, namun harus tetap melangkah maju.

Saya merenung ketika perjalanan ke Binjai Supermall tadi pagi sepulang gereja. Saya berkata dalam hati, 'Wow, Tuhan, karyaMu sungguh indah. Aku tidak pernah membayangkan sekalipun aku akan melakukan rutinitas seperti yang aku lakukan selama setahun ini. Tapi, aku telah melakukannya karena Engkau mengizinkannya terjadi dalam hidupku. Banyak kejadian yang terjadi sepanjang satu tahun itu, memperkaya diriku dalam mengenal rasa' Saya tersenyum.

Talent - Dedek Rangkuti

Sepanjang saya bekerja, saya selalu berjodoh dengan mall. Sewaktu saya menyusun skripsi, saya mencoba mencari kerja. Saya bekerja di sebuah studio foto, berada di sebuah mall. Tidak lama, karena ternyata jadwalnya sangat menyulitkan saya untuk menyusun skripsi. Setelah tamat kuliah, saya mencoba bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan kecantikan yang juga berada di sebuah mall. Dan pada akhirnya saya juga kembali berjodoh dengan mall, Binjai Supermall.

Saya menyukai mall, hanya karena di sana ada toko bukunya. Kalau tidak ada, saya malas mengunjungi mallnya. Saya seperti pernah membuat janji pada diri sendiri, kalau sudah punya penghasilan, harus ada pos untuk dibelanjakan di toko buku. Dan, terjadilah.

Bicara mengenai mall, tadi di Binjai Supermall dilaksanakan pertunjukkan seni budaya, talent didatangkan langsung dari Henan, China. Penari kipas, penyanyi, pemusik dan pelukis, bela diri Shaolin semua memberi atraksi yang memuaskan menurut saya. Saya puas karena saya melihat atraksi budaya yang jarang untuk ditemui di kota Medan. Paling tidak saya harus menghadiri upacara pernikahan adat China dahulu baru bisa menikmatinya.