Selasa, 07 Mei 2013

Menjadi berkat atau pelajaran :)

Helloha Medan,

Saya ingat akan sebuah petikan yang saya baca kemarin, saya tidak ingat sumbernya, tapi kalimatnya bagus.

Seseorang datang ke dalam hidup kita menjadi berkat.
Sementara yang lain hadir menjadi pelajaran.

Saya setuju dengan kalimat tersebut.

Banyak orang yang hadir dalam hidup saya menjadi berkat, namun tidak sedikit yang hadir sebagai pelajaran. Dan lucunya ada juga yang awalnya hadir sebagai berkat dan kemudian menjadi pelajaran. Haghaghag :)

Untuk poin pertama, saya ada kisahnya. Kemarin, sewaktu saya tamat kuliah dengan gelar sarjana, saya kemudian sibuk mencari kerja. Selama beberapa bulan mencari, saya akhirnya sampai di tahap 'gerah dan mulai bertanya, sampai kapan lagi, Tuhan?' Tidak tahu bagaimana, suatu pagi saya bangun pagi dan perasaan saya sungguh tertekan. Saya berbicara dengan mama saya, menangis dan akhirnya ditenangkan oleh mama. Mama adalah orang yang selalu mengingatkan saya akan sebuah proses dan saya juga harus berbenah diri, mengoreksi kelemahan saya.

Hari itu juga saya kembali menjatuhkan sebuah lamaran. Posisinya yang berdekatan dengan sebuah pusat perbelanjaan, membuat saya mendatangi pusat perbelanjaan tersebut setelah menjatuhkan lamaran. Tujuan saya bukan berbelanja, cuma ingin ke toko buku.

Itu adalah sebuah momen yang saya ingat, saat saya berpapasan dengan seorang teman, tidak terlalu mengenalnya saat itu, tapi kami saling menyapa. Saya ingat betul bertanya, sedang apa dan kerja dimana? dia menjawab sedang menuju bank di lantai dasar dan kerja di sebuah perusahaan kecantikan dan pelangsingan. Saya bertanya, ada lowongan tidak di sana, dia menjawab, ada, dengan bersemangat memberitahukan segala halnya.

Saya sangat percaya, teman saya ini adalah perantara yang Tuhan pakai untuk menunjukan kepada saya apa yang saya cari dan butuhkan. Kita tidak tahu bagaimana Tuhan akan menjawab doa kita. Sepanjang saya terus meminta bimbinganNya, saya merasa aman di setiap langkah.

Mengenai orang yang hadir menjadi pelajaran dalam hidup saya, saya juga percaya mereka hadir untuk meningkatkan kualitas pribadi saya. Mereka membuat hari semakin berwarna.

Peluk hangat,
Ingrid Tambun

2 komentar:

  1. ingrid yang manis,

    thanks buat notemu ini lho, saya senang membacanya. rasanya seperti sedang "bercermin". saya tersentil membaca ttng mama yang selalu mengingatkan akan sebuah proses, lalu berbenah sekaligus mengoreksi kelemahan. sungguh, andai bisa, aku ingin tiap kali bangun pagi mengingat notemu ini, lalu ingat makna proses dan betapa pentingnya berbenah.

    ingrid yang manis, btw,
    ehemmm.. kok kamu tidak terlalu mengenal temanmu itu saat itu? ish, padahal dia justru merasa sudah kenal sejak masih sama2 di bangku kuliah, saat dia pernah minjam blazer hitam untuk meja hijau (yang sayangnya enggak jadi dipinjam karena enggak muat) hehe.. ohya, selain itu, ia juga ingat kalian sudah berteman saat masih di UFO dan pernah sama2 lihat pameran foto di sebuah "hutan mini" di samping kampus fakultas hukum..
    hmm.. apa lagi ya, oh ya dia ingat, dia beberapa kali berpapasan dan agak penasaran bagaimanakah rasanya jadi penyiar karena melihatmu beberapa kali di ruang radio komunitas di lantai 3 gedung D FISIP itu.

    hehehe

    peluk cium,
    pesta party


    BalasHapus
  2. Hai Pesta :)
    Sesungguhnya aku hanya merasa sungkan untuk mengatakan bahwa aku dikenal oleh orang tersebut. Namun, satu hal yang menjadi doaku, aku rindu hidupku juga boleh menjadi berkat bagi orang lain. Seperti kisah orang tersebut :)

    BalasHapus