Kamis, 07 Maret 2013

PEMILU LUBER (dan JURDIL?)

::: Lagu yang cocok mengiringi langkah saya ke TPS :)

SUMUT MEMILIH

Pilih siapa?

Saya tidak tahu apakah itu pertanyaan basa basi atau serius ketika ditanyakan kepada saya. Tapi, itu sudah ditanyakan kepada saya sejak akhir bulan lalu. Kalau itu pertanyaan basa - basi, saya akan jawab " Saya akan pilih yang ada dalam pilihan" Ya iya lah, masa saya nambahin satu pasangan lagi di sebelahnya pasangan no.5?

Tapi, kalau itu pertanyaan serius, lalu kemana azas LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia)? Saya berhak untuk tidak menjawab karena siapa yang saya pilih, menurut saya itulah yang terbaik untuk memimpin SUMUT.

Kecenderungan yang terjadi biasanya orang yang ga peduli-peduli amat dengan politik akan lebih panas untuk menanggapi perbedaan pendapat. Yang penting nimbrung dan kalau jadi berantem malah seru. Jujurnya, orang sebenarnya benci politik, politik dapat stigma negatif. Semua diserahkan sama yang mau peduli sama politik, beranggapan biarlah dosanya sama mereka (karena bilangnya politik itu kotor).

Tapi, parahnya giliran suatu keputusan dikeluarkan, semua ramai-ramai protes, ga setuju, nolak, bilangnya menyusahkan. Nah lho, yang tadi ga mau belajar politik siapa? Yang ga mau peduli sama politik siapa? Yang tadi malas peduli sama politik siapa?

Kebanyakan orang malas ngurusin sesuatu yang berat, maunya leyeh-leyeh hidup senang aja. Yang buat politik kotor itu kan personal individunya, yang bikin partai jadi 'tercela' kan ya pribadinya, disiplin, azas dan ADART nya mana ada yang mencantumkan boleh KKN. Semua bertujuan baik, hanya saja sering dilencengkan sama pihak yang ga paham bagaimana berpolitik.

Kita bisa saja tidak peduli politik, tetapi dengan itu kita tidak akan sadar ketika kita dicurangi (Berani Mengubah, Pandji Pragiwaksono, hal.14) Ujung-ujungnya kita hanya akan jadi orang yang disusahkan. Belajar politik tidak harus menjadi anggota dewan atau supaya bisa jadi bupati atau lainnya. Tapi, agar kita tidak jadi korban dari 'kebutaan politk'. Untuk diri sendiri dahulu (dan terutama).

Maka, siapapun yang akhirnya terpilih hari ini, saya berdoa kiranya dapat memimpin SUMUT ke arah yang lebih baik, positif dan damai. Saya berdoa Tuhan Yang Maha Kasih memberkati Anda.

Tuhan pulihkan bangsa kami.
Amin.

Salam demokrasi,
Ingrid Tambun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar