Sabtu, 09 Februari 2013

Vespa

Saya rindu vespa kami. Itu yang saya rasakan saat mendengar lagu Naif - Piknik. Masa kecil saya ke sekolah dibonceng bapak ke sekolah naik Vespa. Vespa kami, Piaggio biru. Dulu difungsikan sebagai angkutan segala suasana dan kondisi. Mau itu hujan atau terik, ke kantor, sekolah atau ke pasar, sendiri, berdua atau berlima (iya, sewaktu kami masih kecil), Vespa kami selalu menjadi andalan.

Si Biru kami
Saya ingat punya pengalaman spesial dengan bapak sewaktu kecil. Saya dan bapak berangkat ke sekolah dan kantor (bapak kerja di lingkungan tempat saya bersekolah). Di tengah perjalanan, kami terjatuh karena tersenggol kendaraan lain. Saya dan bapak tidak cedera dan Vespa kami juga aman. Kami akhirnya memutuskan untuk pulang saja dan beristirahat.

Vespa jugalah yang membuat saya dan adik-adik saya serta bapak dan mama dapat berangkat sekaligus. Saya dan adik saya laki-laki berada di depan (kami masih kecil), bapak bawa Vespa, mama dan adik saya paling kecil di boncengan. Masa itu, Vespa adalah kendaraan yang sesuai dengan keadaan kami. Saat Vespa mogok, bapak akan mengengkolnya sampai mesinnya menyala. Masih saya ingat wajah bapak yang kelelahan.

Vespa juga punya peran penting dalam memberi keceriaan bagi kami. Saat adik saya yang keempat lahir, pada umur tiga tahun, bapak punya rutinitas menyenangkan hati anaknya yang paling kecil dengan mengajaknya berkeliling gang rumah di sore hari sebanyak tiga sampai empat kali. Itu karena, adik saya sering menangis di tinggal pergi beraktifitas di pagi hari. Kami sebagai kakak dan abangnya berebut untuk menemani, karena biasanya di tengah perjalanan, kami akan dibelikan gorengan.

Pada akhirnya, Vespa menemui pemiliknya yang baru. Keluarga kami memiliki sebuah mobil karena sudah menjadi kebutuhan kami. Vespa akhirnya jarang dipakai, hanya dipakai sekali seminggu saja dan pada akhirnya hanya menjadi hiasan saja di garasi. Merasa sayang akan Vespanya yang tidak digunakan, akhirnya bapak menukarnya dengan pintu teralis untuk rumah. Itu adalah jalan terbaik agar Vespa dapat berfungsi  maksimal. Sedih adalah perasaan yang dirasakan saat itu. Tapi, kami tahu, Vespa kami (pada saat itu) akan lebih bermanfaat di tangan orang yang memakainya.

Dan saat saya melewati show room Piaggio di dekat rumah, saya jatuh cinta pada bentuknya Vespa Type S 150 ie warna orange. Kalau tiba waktunya, kita akan bersama-sama menyusuri jalan kota Medan :)


Vespa S 150

Tidak ada komentar:

Posting Komentar